Khusus untuk Toy Story boleh dibilang animasi yang satu ini adalah produk andalan dari Disney-Pixar. Bagaimana tidak animasi ini sudah dibuat dalam dua jilid yang menghasilkan raihan box office tinggi dengan kualitas bagus. Jilid pertama dirilis pada tahun 1995 yang meraup $358,1 juta dan jilid kedua dirilis tahun 1999 dengan raihan box office yang jauh lebih tinggi $485,7 juta. Dengan alur cerita yang segar, karakter-karakter yang lucu membuat franchise ini menjadi tontonan yang sangat menghibur dan tidak bosan-bosannya untuk ditonton berulang-ulang. Sehingga ketika mendengar kabar bahwa akan dibuat jilid ke-3 antusias para moviegoer sangat besar terhadap rencana ini. Dan akhirnya 11 tahun kemudian ditahun ini tepatnya bulan Juni tanggal 18 Toy Story 3 resmi dirilis dengan tambahan tontonan secara 3 dimensi.
Jilid ke-3 ini mengisahkan Andy yang sudah memasuki jenjang perguruan tinggi yang sudah tidak lagi memainkan mainan-mainan favoritnya semasa ia kecil. Woody, Buzz beserta mainan lainnya dilanda stress yang luar biasa ketika mengetahui mereka akan dibuang karena 'tak terpakai lagi. Namun justru Andy berniat meyimpan semua mainannya diatas loteng kecuali Woody. Tapi tanpa sengaja sang ibu membuang mainan tersebut karena mengira itu adalah barang yang 'tak terpakai. Singkat cerita dengan kelihaian kawanan mainan tersebut akhirnya mereka bisa lolos dari dalam kantong dan masuk kedalam kotak mainan lain yang akan disumbangkan ke tempat penitipan anak bernama Sunnyside. Disana mereka bertemu dengan mainan lain salah satunya Lotso, boneka teddy bear berwarna pink dengan aroma strawberry. Tapi tanpa mereka sadari kebaikan awal Lotso menjadi mimpi terburuk bagi Buzz dan kawanannya. Sementara Woody yang terpisah dan dibawa oleh seorang gadis kecil bernama Bonnie dan bertemu dengan mainan lain salah satunya Chuckles yang menceritakan bahwa Sunnyside adalah tempat terburuk bagi para mainan. Dari sini dimulai petualangan Woody untuk menyelamatkan teman-temannya dan juga untuk kembali ke Andy.
Tidak seperti Shrek yang terkesan dipaksakan dalam seri franchisenya, Toy Story justru jauh dari kesan tersebut. Cerita yang disajikan benar-benar segar dengan sajian humor yang membuat kita puas tertawa dari tingkah laku para karakternya. Dengan penambahan beberapa karakter baru tidak membuat film ini menjadi rame teu puguh justru menambah kelucuan tersendiri. Contoh, siapa yang tidak geli melihat scene Ken untuk pertama kalinya bertemu dengan Barbie atau boneka bayi yang sudah usang tapi tampak seperti preman dengan beberapa coretan ditubuhnya juga sikecil Bonnie dengan sifat pemalunya.
Disney-Pixar selain lihai dalam menyajikan tontonan segar karena humor-humornya tetapi juga bisa membuat penonton haru dengan sisipan scene menyentuhnya. Mungkin masih ingat dengan beberapa scene menyentuh dalam Wall-E atau Up. Pun demikian dengan Toy Story 3 dimenit-menit terakhir kita disuguhi scene yang membuat mata kita berkaca-kaca sehingga menjadikan ending animasi ini benar-benar puas.
Satu lagi ciri khas Disney-Pixar dimana sebelum pemutaran utama film diawal penonton disuguhi dengan short animation. Masih ingat betapa bagusnya short animation dalam Up begitu juga dengan short animation Day and Night pembuka Toy Story 3 benar-benar lucu dan segar. Juga disetiap akhir pemutaran film selalu ditampilkan ending credit yang membuat penonton masih betah duduk.
Akhirnya secara keseluruhan Toy Story 3 berhasil memuaskan para penonton akan hiburan dengan kualitas animasi yang jempolan. Hingga bulan ini mungkin film animasi inilah yang menjadi tontonan paling komplit (tawa dan sedih jadi satu) sekaligus menghibur. Jika seri Shrek dirasa semakin bosan karena jalan ceritanya yang semakin melempem dan membuat penonton tidak ingin lagi melihat aksi makhluk berwarna hijau ini lain halnya dengan Toy Story kita justru semakin ketagihan dan penasaran aksi apalagi yang akan ditampilkan lewat sekumpulan mainan dan akhirnya kita mau lagi lagi lagi lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar