Dalam urusan film animasi Disney-Pixar maupun DreamWorks boleh dibilang yang paling merajai dalam genre ini. Sudah banyaknya produk yang dihasilkan dengan perolehan box office yang tinggi ditambah kualitas animasi yang bagus membuat dua studio tersebut sukar untuk disaingi oleh studio-studio baru yang mencoba peruntungannya lewat jalur animasi. Sejauh ini mungkin Blue Sky Studios lah yang beruntung dan memantapkan diri lewat saga Ice Age juga dua karya sebelumnya seperti Horton Hears a Who! dan Robots. Dan jangan lupa ada animasi jempolan dari Sony Pictures Animation, Cluody with a Chance of Meatballs. Tahun ini kembali satu studio baru bernama Illumination Entertainment mencoba peruntungannya dengan menelurkan satu animasi perdananya bejudul Despicable Me.
Despicable Me mengisahkan seorang pria dewasa bernama Gru yang bergelut didunia kejahatan yang pamornya tidak kunjung naik malah semakin menurun ketika penjahat baru yang lebih muda bernama Vector berhasil mencuri Piramida menggunakan alat penciut ciptaanya. Melihat berita kesuksesan si penjahat baru, Gru kemudian berniat untuk mencuri alat penciut milik Vector guna melancarkan ambisinya untuk menjadi penjahat nomor satu dengan melancarkan misi besarnya yaitu mencuri bulan. Dari sinilah dimulai adu taktik dan licik keduanya termasuk mengadopsi 3 anak yatim piatu oleh Gru yang pada akhirnya akan menyadarkannya apa sebenarnya yang dibutuhkan olehnya.
Dengan promosi yang tidak jor-joran dan penempatan jadwal rilis yang percaya diri berada diminggu-minggu demam Twilight Saga masih panas-panasnya, Despicible Me memberikan kejutan yang istimewa lewat jalinan cerita juga animasi yang jempolan.
Illumination Entertainment selaku studio animasi baru boleh dibilang berhasil dengan proyek pertamanya ini. Lupakan cerita inti yang sangat tidak mungkin karena memang begitulah adanya suatu film animasi. Lelucon-lelucon segar lewat kekonyolan dan ucap para karakter benar-benar sangat menghibur. Gru yang tampil dengan ambisi dan rencananya yang selalu gagal, Vector dengan berbagai alat super canggihnya, Dr Nefario dengan faktor usianya, 3 gadis cilik Margo, Edith terutama Agnes yang bikin gemes chiku chiku cik *cubit pipinya Agnes karena saking lucunya* dan jangan lupa para minion yang tampil dengan tingkah konyol dan bahasa anehnya juga karakter-karakter lain seperti Miss hattie, Mr Perkins dan Gru's Mom yang bukan hanya sekedar tampil dan semakin menambah kelucuan film ini.
Dari barisan cast para aktor dan aktris sukses memberikan sumbangsih suaranya yang berhasil menghidupi masing-masing karakter. Kredit khusus kita alamatkan pada Steve Carrel dengan logat anehnya berhasil membawakan Gru dan Russel Brand dengan mengejutkan mampu mengisi suara Dr. Nefario dengan sangat uzur. Selain itu yang cukup mengena ada Jason Segel yang mengisi suara Vector dan Elsie Fisher yang mengisi suara Agnes.
Dari segi cerita Despicable Me memang berada dibawah Toy Story 3 yang baru saja kita tonton. Tapi apa yang ditampilkan lewat film ini begitu mengena dihati penonton. Bukan hanya humor yang kita dapat tapi pesan yang tersampaikan lewat scene-scene sisipan kisah masa kecil Gru yang begitu menyentuh begitu jelas apa yang ingin disampaikan lewat ending animasi ini. Keluarga, yup keluarga seberapa tinggi jabatan, kekuasaan dan materi tidak akan cukup untuk menggantikan nilai yang begitu tinggi dari sebuah jalinan yang bernama keluarga.
Akhirnya secara keseluruhan Despicable Me memang suatu tontonan yang sangat menghibur dan sangat cocok untuk ditonton seluruh keluarga. Dan rasanya sangat tepat memasukan film animasi ini sebagai film yang layak tonton ditahun ini. Dari segi cerita dan animasi yang jempolan dan membuat para penonton puas tentunya memberikan kepercayaan diri bagi Illumination Entertainment untuk merilis karya-karya selanjutnya yang mungkin akan menyaingi Disney-Pixar. Let See!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar