Senin, 12 Juli 2010

PRINCE OF PERSIA: THE SANDS OF TIME

Prince of Persia: The Sands of Time boleh dibilang satu-satunya harapan untuk membangkitkan kembali film-film yang diadaftasi dari video game. Bagaimana tidak dibalik proyek film ini ada nama sutradara yang angkat nama lewat drama bagus Four Weddings and a Funeral, Mike Newell. Selain Newell ada nama Jerry Bruckheimer yang sebelumnya sukses lewat trilogi Pirates of the Carribean yang juga sama-sama bernaung dibawah bendera Walt Disney.



Kisah dimulai dengan asal muasal Dastan (Jake Gyllenhaal) yang awalnya hanya seorang anak yatim piatu jalanan yang kemudian diangkat sebagai keturunan kerajaan Persia. Berikutnya dimulailah kisah petualangannya hingga bertemu Putri Tamina (Gemma Arterton) yang memiliki pisau sakti berisi pasir pengembali waktu yang diincar oleh seorang pihak kerajaan Persia yang ingin mengambil alih kekuasaan yang menimbulkan fitnah terhadap Dastan. Dari sini dimulailah petualangan Dastan yang sebenarnya untuk balas dendam, melindungi pisau sakti dan cinta.

Sebagai film petualangan fantasi PoPTSoT andalan utamanya memang special effect dan juga aksi yang membuat penonton betah duduk dibangku bioskop. Jika dibandingkan dengan Clash of The Titans yang beberapa bulan lalu saya tonton PoPTSoT bisa dibilang lebih baik tapi untuk porsi aksi khususnya Dastan yang memang dalam game-nya sendiri diceritakan lihai lompat sana-lompat sini hasilnya malah terkesan lebay sehingga tidak terlalu asyik untuk ditonton.

Untuk jajaran cast-nya sendiri bagi saya tidak ada yang terlalu menonjol. Peran Dastan yang sebelumnya saya pikir cocok untuk Orlando Bloom (jika dilihat dari gambar game-nya) tapi akhirnya jatuh ke Jake Gyllenhaal terasa biasa-biasa saja tapi tidak bisa bilang buruk juga.Untuk Putri Tamina yang dikenal akan kecantikannya yang kesohor lewat Gemma Arterton terasa pas walau diawal-awal agak kurang suka. Sedang untuk Ben Kingsley yang disini berperan sebagai sosok antagonis kurang begitu terlihat sosok jahatnya mungkin dikarenakan porsinya yang memang sedikit.

Untuk Mike Newell selaku sutradara yang memang lebih banyak mengarahkan film bergenre drama sekali lagi mampu membuktikan kepiawaiannya mengarahkan film petualangan fantasi setelah sebelumnya berhasil lewat Harry Potter and the Goblet of Fire.

Secara keseluruhan PoPTSoT berhasil dalam menyajikan kebutuhan utama bagi para penikmat film yang hanya mencari hiburan semata diluar jalan ceritanya yang klise. Dan jika dibandingkan dengan film-film adaftasi game sebelumnya PoPTSoT sudah melebihi para pendahulunya terutama karya-karya buruk dari Uwe Boll. Dan apakah PoPTSoT mampu mencetak box office yang fantastis? Ketika tulisan ini saya buat untuk pemutarannya di Amerika Utara film ini hanya mampu meraup $ 59,6 juta saja. Sepertinya film-film adaftasi game memang ditakdirkan untuk tidak panen besar-besaran ya.

adeeko_spears

Tidak ada komentar:

Posting Komentar