Minggu, 29 Agustus 2010

Love Me If You Dare (2003)


Cast: Guillaume Canet, Marion Cotillard
Director: Yann Samuell
Writer: Yann Samuell
Genre: Comedy, Drama, Romance
Rating: 7/10

Memperoleh predikat terbaik dalam ajang Academy Award tentunya menjadi suatu kebanggaan paling besar bagi aktor/aktris manapun. Bagaimana tidak, ajang pembagian patung Oscar tersebut tetap dan akan selalu dijadikan suatu patokan akan puncak karier seseorang yang bekerja di dunia perfilman khususnya bagi aktor dan aktris. Perubahan tentunya akan terjadi. Perubahan hidup terutama dalam pintu karier tentu akan terbuka lebar guna masuknya berbagai kesempatan untuk menerima proyek-proyek menjanjikan ditambah honor yang pastinya akan setingkat lebih tinggi.

Namun percaya atau tidak dengan diterimanya Oscar boleh dibilang akan ada semacam kutukan yang menghampiri. Tidak sedikit aktor/aktris yang berhasil membawa pulang Oscar, kelak film-film yang dibintanginya akan memiliki kualitas yang melempem. Contohnya, anda bisa cek sendiri film-film pasca kemenangan semisal Nicole Kidman, Halle Berry, Julia Roberts dan yang lain.

Namun lain hal bagi Marion Cotillard. Tampaknya keberuntungan masih menyertai pasca kemenangannya lewat La vie en rose. Karirnya terus meningkat dengan berbagai proyek bagus didapatnya. Menemani Johnny Depp dalam Public Enemies, ikut gabung dalam film musikal bertabur bintang Nine dan terakhir tampil dalam film musim panas terbaik tahun ini Inception. Kehadirannya tentu membuat penonton (termasuk saya) semakin jatuh hati akan sosok aktris Prancis yang satu ini. Selain penasaran akan proyek selanjutnya saya pun mulai mencari-mencari film-film apa saja yang pernah ia bintangi dulu. Salah satunya yang saya dapat adalah Love Me If You Dare.

Diceritakan dua anak kecil bernama Sophie Kowalsky (Cotillard) dan Julien Janvier (Canet) yang sudah bersahabat dari kecil dimana mereka selalu menciptakan suatu permainan berisikan tantangan dengan cara menukar miniatur carousel. Permainan tantangan tersebut terus berlanjut hingga mereka besar. Dan tantangannya semakin lama semakin gila. Hingga tanpa mereka sadari permainan tersebut menjadi penghalang akan perasaan sebenarnya antara mereka berdua yaitu cinta.

Marion Cottilard beserta Guillaume Canet sukses dalam menampilkan sosok muda-mudi yang begitu bebas akan kelakuan mereka, chemistry keduanya pun terbangun dengan begitu klop. Yann Samuell selaku sutradara sekaligus penulis naskah menyajikan suatu tontonan cerita cinta yang benar-benar beda. Love Me If You Dare bukanlah suatu tampilan kisah cinta yang mellow. Kesannya lebih ke arah ceria namun boleh dibilang gila. Itu bisa disimak sendiri lewat permainan yang dilakukan antara Sophie dan Julien. Bagi saya sendiri terkesan absurd memang menyimak cerita cinta di film ini yang dipenuhi akan kegilaan, kebebasan hingga kenekatan melepaskan kehidupan nyaman mereka yang sudah diraih hanya demi cinta. Begitupun dengan eksekusi film ini sendiri yang terkesan sangatlah nekat dan begitu tragis. Dan satu lagi visualisasi fantasi dari tokoh utama begitu unik dan menarik lewat warna-warna yang begitu kontras.

Akhirnya, Love Me If You Dare memang memberikan kesan tersendiri bagi saya akan tontonan romantis dengan taste yang berbeda. Namun, tidak memberikan inspirasi juga mengingat banyaknya kenekatan dan kegilaan yang pastinya membutuhkan modal nekat yang sangatlah besar untuk menjadikan film ini suatu inspirasi dalam kehidupan cinta kita.
Satu yang bisa saya simpulkan akan arti cinta dalam film ini. Cinta itu bebas, gila dan menjadikan kita buta. Meureun!!!

4 komentar:

  1. aku suka sama film ini....
    gamenya bener2 ditepati gak ketemu 10 th ya emang ga ketemu 10 th....

    tp mereka bener2 masuk ke semen2 ya....
    tragis banget
    "to win this game, u need a pretty box, a pretty girlfriend and hell for the rest"
    ck ck ck

    BalasHapus
  2. Kalo kata aku sih emang mereka masuk semen tapi ada beberapa yg nonton mengatakan bahwa scene tersebut hanyalah imajinasi mereka tp melihat kegilaan mereka sebelum2nya aku yakin mereka memang masuk semen sbg pembuktian cinta abadi mereka :)

    BalasHapus
  3. diawal film juga scene pertama kan semen semen gitu kan?
    mesti gara2 lihat scene yg ada simbah2nya itu, tapi kotaknya jadi kotak permen, harusnya kan kotak kayak komidi putar gitu...
    tapi tetep tragis

    BalasHapus
  4. Kotak permen? Iya gitu? Aku lihatnya memang kotak komedi putar mini lho. Nah opening scene itu kuncinya kata aku mah yg menyimpulkan bahwa mereka berdua memang terkubur semen

    BalasHapus