Senin, 23 Agustus 2010
The Expendables (2010)
Cast: Sylvester Stallone, Jason Statham, Jet Li, Dolph Lundgren, Eric Roberts, Randy Couture, Steve Austin, David Zayas, Mickey Rourke
Director: Sylvester Stallone
Writers: Dave Callaham, Sylvester Stallone
Genre: Action
Rating: 4/10
Filmography paling berkesan dari seorang Sylvester Stallone boleh dibilang hanya Rocky dan Rambo. Meskipun ada beberapa filmnya yang menuai banyak pujian tapi diluar 2 franchise besar tersebut nyaris semua film-filmnya kurang menarik dan flop dalam peredarannya. Cercaan dan cibiran kembali diterimanya ketika di tahun 2007 ia nekad membuat kisah lanjutan dari 2 franchise tersebut yang telah dianggap selesai dan terkesan begitu memaksa sebagai proyek comebacknya. Namun secara mengejutkan hasil dari seri penutup franchise Rocky yang bertajuk Rocky Balboa ini sukses mendapat respon positif. Begitupun dengan hasil dari Rambo IV yang dirasa cukup memuaskan.
Pasca keberhasilan lewat proyek comebacknya, Stallone tentunya kembali dipercaya para produser guna mewujudkan proyek-proyek terbarunya. Salah satunya adalah The Expendables.
The Expendables adalah sebuah julukan bagi kelompok semacam tentara bayaran yang dipimpin oleh Barney Ross (Stallone) beserta rekannya Lee Christmas (Statham), Yin Yang (Li), Gunnar Jensen (Lundgren), Hale Caesar (Crews) dan Toll Road (Couture) yang mendapat tawaran dari Church (Willis) untuk menghancurkan kekuasaan Jendral Garza (Zayas) yang bekerja sama dengan James Munroe (Roberts). Misi tersebut semakin bertambah tugas ketika Sandra (Itie) seorang gadis lokal yang membantu Barney menyusup, tertangkap dan dijadikan sandera.
Dilihat dari sinopsis yang ada The Expendables terlihat begitu klise dan pada kenyataannya memang benar adanya. Bertaburnya aktor-aktor ternama tidak dibarengi oleh kisah yang menarik. Entah apa yang ada dipikiran Stallone selaku penulis naskah bersama Dave Callaham. Menyimak dari keseluruhan cerita sebenarnya saya dibuat bingung oleh beberapa elemen kisah yang tidak jelas asal muasalnya. Satu contoh, apa sebenarnya yang terjadi dinegara sang Jendral dan mengapa pula ia mau-maunya tunduk pada partnernya yang jelas-jelas itu bukan daerah kekuasaannya. Lalu apa pula hubungannya dengan Church sehingga ia mau menjungkirbalikan kekuasaan sang Jendral? Atau hanya saya yang kurang menyimak alur cerita dengan baik? Ah, sudahlah lagian tidak terlalu penting dan menarik juga.
Cerita yang tidak menarik tadi semakin diperparah oleh adegan action yang tersaji apa adanya. Adegan baku hantam, adu tembak beserta ledakan yang ada terasa begitu biasa dan kurang asyik untuk dinikmati. Sebagai film aksi yang dipenuhi para cast yang begitu machoism harusnya film ini mampu memberikan suguhan aksi yang lebih dari ini.
Dari deretan cast pun tampaknya tidak cukup membantu guna mengatrol isi film. Kehadiran bintang action masa kini dan lampau terasa begitu mubazir adanya. Dan tentunya hal ini merupakan kegagalan Stallone dalam memberikan porsi seimbang pada masing-masing karakter, sehingga tidak satupun dari karakter yang hadir terasa begitu berkesan. Kemunculan Arnold Schwarzenegger dan Bruce Willis pun patut disesalkan disini. Kemunculan mereka berdua sudah jelas hanya untuk kepentingan komersil belaka. Cameo yang sangat tidak penting.
Dimata saya pribadi apa yang disuguhkan Stallone lewat proyek terbarunya ini jelas sudah gagal dalam mengemban misinya. Untuk cerita sama sekali tidak menarik, urusan adegan laga jelas kekurangan amunisi pemicu adrenalin. Castnya begitu menarik hingga menciptakan ekspektasi tinggi bagi siapapun tapi sayang hasil akhirnya justru buruk nan mengecewakan. Dengan percaya dirinya pihak studio mematok jadwal edar dimusim panas akhirnya membuat saya percaya diri pula memilih film ini sebagai tontonan terburuk musim panas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar