Sabtu, 02 Oktober 2010
Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole
Cast (voice): Jim Sturgess, Helen Mirren, Ryan Kwanten, Hugo Weaving, Geofrey Rush, Anthony LaPlaglia, Sam Neil, Emily Barclay
Director: Zack Snyder
Genre: Animation, Adventure, Fantasy, Family
Overall: 7/10
Tahun ini boleh dibilang sebagai tahunnya film animasi. Dari list yang saya buat dimana 10 dari film berkesan yang saya tonton sudah ada 3 buah judul film animasi yang mengena. Tercatat Toy Story 3 yang paling unggul dalam hal cerita begitupun dengan animasinya. Diikuti oleh How To Train Your Dragon dan Despicable Me yang super ringan namun sarat akan hiburan yang tinggi. Kini hadir kembali satu animasi yang pastinya akan saya masukan dalam daftar karena memang apa yang saya tonton boleh dibilang memuaskan. Animasi yang baru saya tonton itu bertajuk Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole (LotG:TOoG)
Filmnya lebih menitik beratkan pada petualangan seekor burung hantu muda bernama Soren (Jim Sturgess) dalam menemukan para Guardian guna mencegah rencana jahat Metalbeak (Joel Edgerton) seekor burung hantu yang berniat menguasai sekaligus membalaskan dendam atas kekalahannya saat pertempuran dulu. Petualangannya diawali ketika dirinya beserta kakaknya Kludd (Ryan Kwanten) diculik oleh dua ekor burung hantu yang merupakan bawahan Metalbeak. Soren dan kakaknya di masukan ke dalam tempat dimana para burung hantu muda lain disekap dan akan dijadikan budak. Di sini ia bertemu Gylfie (Emily Barclay) yang berniat melarikan diri sementara kakaknya justru lebih memihak pada Metalbeak terlebih ketika ia dipuji oleh Nyra (Helen Mirren).
Menilik dari filmaker yang berada dibelakangnya yaitu Zack Snyder sebenarnya ada dua hal yang saya rasa. Pertama, dengan melihat hasil dari karya-karyanya semisal Dawn of the Dead, 300 dan terakhir Watchmen yang rata-rata mendapat sambutan baik dari para kritikus tentunya antusias kita terbilang tinggi akan proyek terbarunya ini. Namun, di satu sisi ada sedikit keraguan mengingat film ini tentunya diperuntukan bagi semua kalangan. Padahal jika kita lihat dari kemasan film-film miliknya, sarat akan muatan yang diperuntukan bagi audiens dewasa. Hal ini mengingatkan saya pada dua nama sineas yang memang pernah mencoba peruntungannya ketika beralih ke lahan baru yang bukan spesialis mereka yaitu Mike Newell dan M. Night Shyamalan. Bisa saja Snyder sukses seperti halnya Newell ketika mencoba genre adventure, fantasy, family lewat Harry Potter And the Goblet of Fire. Tapi bisa juga ia bernasib apes layaknya Shyamalan ketika menggarap The Last Air Bender kemarin. Nah, lalu bagaimana hasilnya ketika saya selesai menonton film anyarnya ini?
Bagi saya bisa dibilang puas meski cerita yang ada terbilang biasa. Namun saya kurang begitu yakin bagi anak-anak apakah mereka menikmati tontonannya kali ini? Ceritanya memang biasa dan jika ditilik lagi sedikitnya mengingatkan saya pada inti kisah dari trilogy The Lord of the Rings. Sebagai film animasi yang memang diperuntukan bagi semua umur LotG:TOoG serasa kekurangan satu amunisi yaitu fun factor, dalam hal ini mengenai humor-humor yang tentu saja khusus ditujukan bagi anak-anak. Kekurangan itulah yang menyebabkan LotG:TOoG cenderung kearah yang lebih berat dan serius. Dan dari segi inilah jika boleh saya katakan Snyder kurang begitu berhasil dalam mempersembahkan tontonan bagi keluarga.
Meski begitu apa yang disuguhkan Snyder jauh dari kata mengecewakan. Para burung hantu tampil dengan begitu lincah ketika melakukan berbagai aksinya. Dalam hal ini adalah ketika mereka melakukan sebuah pertempuran yang boleh saya bilang tidak kalah seru dengan battle-nya para Sparta dan akhirnya terasa berkesan ketika Snyder menyisipkan beberapa slow-motion kedalamnya. Memang ketika mengetahui bahwa para burung hantu ini akan menggunakan tameng juga cakar besi rasanya agak aneh. Namun, ketika melihat secara keseluruhan apa yang mereka pakai hasilnya terlihat keren dan pas. dan rasanya mulai saat ini anak-anak 'tak akan menganggap binatang yang satu ini termasuk kedalam golongan hewan yang menakutkan.
Dalam hal pengisi suara, saya lebih takjub akan Helen Miren yang mengisi suara tokoh antagonis Nyra. Sementara yang lain tidak kurang dan tidak lebih dalam sumbangsih suaranya. Lalu dari musik yang ada terasa sejalan dalam mengiringi setiap adegan, mungkin hanya di bagian lagu Jason Mraz yang agak sedikit mengganggu.
LotG:TOoG bolehlah saya bilang biasa dalam cerita tapi lain hal dengan animasinya yang jempolan. Animasi yang dihasilkan oleh Animal Logic yang sebelumnya sukses dalam membuat animasi Happy Feet dan pernah juga bekerja sama dengan Snyder lewat 300, hasilnya terbilang sempurna. Saya begitu kagum walau hanya menikmati melalui format 2D dan saya yakin jika ditonton dalam format 3D hasil animasinya pasti akan lebih mengagumkan.
LotG:TOoG akhirnya memang menjadi tontonan yang berkesan khususnya bagi para penonton dewasa yang sudah jenuh akan tontonan animasi yang begitu kental akan aura anak-anaknya. Tapi disatu sisi film ini juga kurang begitu menjangkau target sebelumnya. Namun melihat hasil yang ada begitupun dengan ending juga nyatanya bahwa film ini adalah saduran dari novel yang memiliki 15 episode pastinya untuk lanjut pada jilid berikutnya bisa saja terbuka lebar. Sekarang tinggal tunggu saja hasil laba dari film ini. Mengapa harus laba? Tentu saja karena faktor utama dibuatkannya sekuel adalah perolehan laba yang fantastis. Namun sayangnya jika kita lihat hasil dari box-office ketika tulisan ini saya buat, di minggu pertamanya raupan aksi para burung hantu ini cukup mengecewakan hanya sekitar $ 16,1 juta, termasuk jumlah yang sangat kecil untuk ukuran film animasi keluarga. Hmm...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar