Minggu, 20 Februari 2011

The Social Network (2010)


Cast: Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, Justin Timberlake, Armie Hammer, Rooney Mara
Director: David Fincher
Genre: Biography, Drama, History
Overall: 8/10

Akhirnya datang juga. Setelah lebih dari 2 bulan menunggu tanpa adanya jadwal yang pasti mengenai kapan tayangnya The Social Network di beberapa kota luar Jabotabek, salah satunya Bandung, akhirnya film mengenai situs jejaring sosial Facebook ini muncul juga. Seperti kita tahu sendiri, film ini sebenarnya sudah bisa disaksikan sejak bulan November tahun lalu, namun entah mengapa hanya penonton wilayah Jabotabek sajalah yang bisa menikmati film ini. Sementara penonton di luar daerah Jabotabek terpaksa harus gigit jari, sambil menunggu ketidak pastian akan tayangnya film arahan David Fincher ini. Jadi jangan salahkan, jika pada kenyataannya tidak sedikit penonton yang akhirnya memilih jalur bootleg sebagai sarana menikmati tontonan ini.

Banyaknya penonton yang menjajal The Social Network lewat media bootleg, bukan hanya karena faktor jadwal tayangnya saja yang sangat lambat, respon positif dari beberapa kritikus pun pastinya mempengaruhi kepenasaran audience. Terlebih ketika film ini dinobatkan sebagai film drama terbaik di ajang Golden Globe kemarin. Hal tersebut tentu saja semakin membuat kepenasaran penonton memuncak.

Terlepas dari rentetan pujian kritikus atau didapuknya film ini sebagai yang terbaik versi Golden Globe, sebenarnya film ini sendiri dari jauh-jauh hari sudah bisa disebut sebagai film yang wajib diantisipasi, mengingat nama David Fincher lah yang mengisi jabatan sebagai sutradara. Masih ingat rasanya persembahan amazing-nya lewat The Curious Case of Benjamin Button tahun 2008 lalu. Meski gagal meraih gelar film terbaik di ajang Academy Awards, namun rasanya film tersebut patut dijadikan sebagai bahan pertimbangan akan proyek Fincher berikutnya. Dan boleh dibilang mungkin hanya Fincher lah satu-satunya nama dalam film ini yang bisa dijadikan sebagai penyedot para audience. Karena jika kita tilik dari jajaran cast yang ada, tercatat nama-nama yang kurang begitu menjanjikan. Bagian peran utama diisi oleh Jesse Eisenberg, yang sebelumnya kita kenal lewat beberapa film remaja dan yang paling membekas penampilannya di Zombieland (2009). Berikutnya si manusia laba-laba baru Andrew Garfield lalu ada Justin Timberlake yang masih berkesan sebagai penyanyi yang coba berakting ditambah beberapa nama aktor/aktris kurang terkenal lainnya.

Selain itu dari kisah yang diangkat pun rasa-rasanya tidak akan terlalu menciptakan antusias begitu tinggi. Kisahnya hanyalah seputaran asal-usul bagaimana Facebook dibuat dan beberapa kisah setelah situs jejaring itu terbentuk termasuk kasus yang menimpa sang pencipta, Mark Zuckerberg. Dan pada kenyataannya pun banyak yang beranggapan bahwa kisah mengenai Facebook ini terlalu dini untuk diangkat ke layar lebar.

Diawali dengan opening adu argumen super cepat antara Jesse Eisenberg dan Rooney Mara, sedikitnya memberi isyarat bahwa film ini akan menjadi sebuah tontonan yang lebih banyak menonjolkan rentetan dialog sebagai kekuatan utama jalannya cerita. Dan hal itu terbukti, sepanjang durasi yang ada penonton harus menyiapkan konsentrasi sebaik mungkin untuk tidak melewatkan setiap dialog cerdas yang terucap. Dan hal ini tentu saja tidak terlepas dari jasa Aaron Sorkin sebagai penulis naskah, dimana kisahnya sendiri disadur dari buku bertajuk "The Accindental Billionares: The Founding, A Tale of Sex, Money, Genius and Betrayal" karya Ben Mezrich. Selain itu sisi editingnya pun terbilang istimewa. Dengan gaya penuturannya yang nonlinear, pastinya dibutuhkan hasil editing yang diusahakan mampu membuat penonton untuk tidak merasa kebingungan akan alur maju mundur yang disajikan. Dan hal ini berhasil dikerjakan secara sempurna oleh duo Kirk Baxter dan Angus Wall. Dan kedua elemen ini memang yang paling menonjol disamping music scorenya sendiri yang berhasil ikut meramaikan bursa Oscar.

Memerankan seorang tokoh yang pernah ada/nyata, biasanya selalu menarik perhatian para kritikus begitupun juri-juri di beberapa ajang festival. Hal ini pula lah yang didapat Eisenberg, perannya sebagai Zuckerberg berbuah beberapa penghargaan minimal nominasi. Harus diakui dipilihnya Eisenberg merupakan satu keputusan yang sangat tepat, jika mengingat dari segi fisik keduanya yang hampir menyerupai satu sama lain. Selanjutnya tinggal bagaimana Eisenberg berimprovisasi dalam melakukan tugasnya. Walhasil, aktor berusia 28 tahun ini dengan mulus berhasil menyampaikan sosok karakter individualistis yang jenius sekaligus menyebalkan. Jajaran cast pendukung yang lain pun turut tampil dengan performa terbaiknya. Kredit khusus kita alamatkan bagi Andrew Garfield, penampilannya kali ini oleh dibilang merupakan satu langkah yang bagus darinya, jika kita mengingat akan proyek The Amazing Spider-Man tahun 2012 mendatang. Setidaknya permainan apiknya kali ini mampu memantapkan namanya atas jatuhnya peran Peter parker padanya guna membuktikan pada khalayak kelak. Sementara itu, Justin Timberlake bermain cukup nyaman dan baik meski di beberapa bagian terkesan over. Pujian juga patut kita sematkan pada Armie Hammer yang berperan ganda sebagai si kembar Winklevoss. Ada yang menyangka bahwa mereka adalah satu orang?

Usai menyimak The Social Network, dipastikan tidak sedikit dari penonton yang pada akhirnya penasaran dan menimbulkan satu pertanyaan, apa pendapat Zuckerberg mengenai film ini? Karena jika tilik secara keseluruhan, apa yang dijabarkan sepanjang film tidaklah berfokus pada kejeniusan seorang Zuckerberg dalam menciptakan situs jejaring sosial yang penggunanya sudah mencapai 500 juta itu. Justru kesan yang ada lebih ke arah menyudutkan dirinya, dengan diperlihatkannya beberapa sikap buruk sang jutawan muda, mulai dari melayangkan kata-kata kasar terhadap pacarnya hingga mendepak sahabatnya sendiri (Eduardo Saverin). Ternyata usut punya usut, satu fakta menarik didapat mengenai buku karya Mezrich yang dijadikan adaptasi naskah film ini, ternyata dalam penulisannya, ia dibantu oleh Eduardo Saverin. Itulah mengapa film ini akhirnya tampak seperti sebuah eksploitasi tabiat buruk seorang Zuckerberg.

Terlepas dari itu, The Social Network adalah salah satu tontonan terbaik di tahun 2010 berkat naskah jempolan Aaron Sarkin ditambah kemampuan David Fincher yang mampu meramunya menjadi sebuah dramatisasi berkualitas. Kini kita tinggal menunggu puncak pembuktian kejayaan film ini 27 Februari mendatang lewat ajang Academy Awards. Dan rasanya kali ini juri-juri Oscar akan melakukan kebiasaannya kembali semacam penebusan kesalahan, karena di tahun 2008 silam harusnya Fincher layak untuk dipilih sebagai yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar