Kamis, 16 Desember 2010

Babies (2010)


Cast: Panijao, Bayar, Hattie, Mari
Director: Thomas Balmes
Genre: Documentary
Overall: 6,5/10

Bayi selalu saja memperlihatkan tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan yang pastinya akan disukai oleh orang dewasa, hal itulah yang ingin disampaikan oleh Thomas Balmes lewat karya dokumenternya bertajuk Babies. Dengan durasi yang cukup sekitar 80 menit, Balmes menyuguhkan kehidupan 4 bayi dari 4 negara diantaranya, Panijio yang hidup di tengah gersangnya tanah Namibia, Afrika. Kemudian Bayar yang tinggal di pedesaan terpencil Mongolia, lalu Mari seorang bayi Jepang dan terakhir ada Hattie yang hidup di kota San Fransisco.

Bagi yang kurang berminat akan film dokumenter, anda patut mencoba karya yang satu ini. Babies, boleh dibilang sangatlah berbeda dengan film dokumenter kebanyakan, hal ini terlihat jelas dari tidak adanya sumbangsih suara sang narator guna menjabarkan setiap situasi yang sedang kita tonton. Sepanjang film kita hanya disuguhi tingkah polah dari keempat bayi, baik itu sedang tertidur, menangis, tertawa, berceloteh hingga belajar berjalan. Meski begitu, seperti yang saya bilang tadi apapun yang dilakukan oleh seorang bayi pastinya selalu menbuat orang-orang gemas melihatnya. Dan hal ini berhasil ditampilkan oleh Balmes, di mana usahanya patut kita acungi jempol. Bayangkan saja, Balmes pastinya membutuhkan ekstra kesabaran dalam menyorot kehidupan masing-masing bayi sedari lahir hingga mencapai waktu kira-kira setahun guna mendapatkan moment-moment bagus dari sang bayi.

Satu paling utama yamg membuat dokumenter ini menjadi menarik adalah perbandingan kehidupan dari keempat bintang utamanya. Di satu sisi Hattie, Bayar dan Mari mendapatkan apa yang seharusnya didapat oleh seorang bayi, meski Bayar memang sedikit tidak terpantau. Satu contoh, seperti seringnya ia berinteraksi dengan hewan peliharaan keluarganya. Namun hal itu tidaklah berarti apa-apa jika dibandingkan bersama kehidupan Panijao yang sungguh berbanding terbalik dengan ketiga bayi lain dan rasanya bayi dari Afrika inilah yang lebih membekas di hati penonton. Bukan karena "keterbukaan" dari orang-orang dewasa di sekitarnya melainkan lebih ke arah keprihatinan akan hidupnya. Bayangkan, ketika ia sedang merangkak di tanah, memungut tulang lalu mengulumnya atau bahkan saat ia meminum air tanah. Dan dari pemandangan itulah, kita sudah cukup tahu mengenai penyebab mengapa selama ini bayi-bayi/anak-anak dari Afrika selalu mengalami kesehatan yang buruk.

Di luar kelucuan yang saya jabarkan tadi, sebenarnya Babies menyimpan satu kekurangan. Babies memang tidak tampak seperti film dokumenter pada umumnya, isi dari film ini tidaklah memberikan pengetahuan atau berupa pesan saperti yang biasa kita dapatkan lewat film-film dokumenter kebanyakan. Sekedar lucu-lucuan dan mungkin memang itulah tujuan dari Balmes yang awalnya membuat proyek ini hanyalah untuk menghibur penonton lewat adegan lucu nan imut dari seorang bayi. Menghibur, santai dan tidak perlu bersusah payah dalam mencerna film ini ketika kita menyantapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar