Senin, 02 Agustus 2010

Bangkok Traffic (Love) Story (2010)


Cast: Sirin Horwang, Theeradej Wongpuapan, Unsumalin Sirasakpatharamaetha
Director: Adisorn Trisirikasem
Genre: Comedy, Romance
Country: Thailand
Rating: 7/10

Selain India dan Cina/Hongkong, Thailand termasuk salah satu negara (Asia) yang perkembangan dunia filmnya bisa dibilang paling pesat. Bukti nyata bisa kita lihat dengan diterima produk-produk filmnya dibeberapa negara luar (termasuk Indonesia) juga tertariknya para filmaker Hollywood untuk mendaur ulang beberapa film asal negeri gajah putih tersebut. Sebut saja Shutter dan Bangkok Dangerous yang telah kita saksikan lewat sajian formula Hollywood yang kita tahu sendiri bagaimana hasilnya. Setelah kita (cukup) berhasil ditakut-takuti sajian horror lewat Phobia 2 kembali sineas Thailand mencoba menghibur penonton Indonesia lewat genre komedi romantisnya yang bertajuk Bangkok Traffic (Love) Story yang secara mengejutkan film ini mampu mengalahkan Phobia 2 dalam perolehan laba.

Bangkok Traffic (Love) Story mengisahkan seorang wanita dewasa bernama Mei Li (Sirin Horwang) yang frustasi karena diusianya yang telah memasuki 30tahun tidak juga kunjung menikah. Jangankan menikah punya pacar pun tidak. Dirinya semakin kebingungan ketika sahabat satu-satunya akhirnya menikah juga dan akhirnya tinggal ia sendiri yang lajang. Tepat dihari pernikahan sahabatnya ia mabuk berat karena saking frustasinya. Akibatnya mobil yang ia kendarai mengalami kecelakaan dan ditolong oleh warga yang kebetulan sedang berada di lokasi termasuk Lung (Theeradej Wongpuapan). Seketika Mei Li merasakan bahwa Lung adalah pria yang selama ini dicarinya. Ia pun berusaha mencari beberapa cara agar lebih dekat dengan Lung termasuk meminta bantuan Plern (Unsumalin Sirasakpatharamaetha). Tapi bukannya jalan yang mudah yang ia dapat karena ternyata Plern juga tertarik akan Lung.

Sinopsisnya memang terlihat begitu sederhana mirip dengan kisah-kisah percintaan pada umumnya sehingga terkesan klise. Namun ternyata apa yang dihadirkan film ini sangatlah menghibur. Tujuan akan suatu tontonan yang lucu namun romantis berhasil disuguhkan. Dari awal kita sudah disuguhi opening scene yang benar-benar menggelitik dan kelucuan demi kelucuan semakin tersaji dari tingkah sang pelaku utama Mei Li yang membuat kita tertawa puas. Terlihat slapstick memang namun slapstick disini bukan khasnya Amerika melainkan hadir dengan sajian berbeda sehingga tetap enak untuk ditonton. Aroma komedinya memang begitu kentara namun bukan berarti sisi romantisnya pun kurang. Diawal kita memang dibuat terus tertawa namun ketika memasuki bagian ending kita akan disuguhi rentetan scene yang mellow namun bukan berarti membuat penonton jenuh (khususnya bagi laki-laki). Cinta yang didapat antara Mei Li dan Lung tidaklah disatukan dengan begitu mudahnya seperti halnya film-film rom-com kebanyakan sehingga ending yang ada pun tampak begitu realistis.

Sirin Horwang sebagai cast utama tampil begitu berhasil meyakinkan penonton akan sosok wanita yang sudah mulai frustasi akan jodoh. Ketololan nan ceroboh juga kelakuan konyolnya dalam merebut hati Lung ditambah ekspresi wajahnya benar-benar tidak bisa membuat kita menahan tawa. Disatu sisi dia berhasil menampilkan sosok yang ceria namun disisi lain ia berhasil menampilkan pribadi yang merana dikala kehilangan cinta. Sementara bagi Theradeej Wongpuapan dilihat dari kapasitas aktingnya tampak biasa-biasa saja namun jika ditilik dari aura fisiknya tentunya hadir lebih dari cukup. Kehadirannya benar-benar charming disini dan sangat cocok untuk dijadikan sebagai idola kaum hawa.

Satu lagi yang menjadi nilai plus bagi film ini adalah begitu pintarnya sang sutradara Adisorn Trisirikasem. Selain menampilkan suatu tontonan yang menghibur namun ia pun nampak seperti sedang mempromosikan negara kelahirannya sendiri. Dimulai dari beberapa transportasi, meski terlihat biasa dan hampir sama dengan transportasi yang ada di Indonesia tapi anehnya angkutan umum tersebut tampak begitu asyik untuk dicoba. Selain itu Adisorn juga menyajikan beberapa kebudayaan khas Thailand. Sehingga apa yang ada di Bangkok Traffic (Love) Story seharusnya patut dicontoh bagi para sineas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar